Masih ingat dengan motor beretik Jawa yang berlaga di kontes modifikasi Jepang, ternyata ada pula wakil dari Indonesia lainnya. Enggang Merah. Begitu sebutan motor custom ini. Mengambil jeroan dari Suzuki Thunder GSX-250 tahun 2003, motor milik Haidir Rusdian ini berlaga pula di kejuaraan motor custon Cool Breaker, Yokohama, Jepang.
Ciri utama motor broadtracker ini terlihat dari sasis dan konsep handle bar-nya. Pemilihan ban pacul menjadikan motor ini sebuah kolaborasi unik antara frame broadtrack dengan komponen motor ditracker. Fajar Anand yang merupakan desainer Rand Custom Work asal Samarinda yang dipercaya menggarap motor tersebut mengambil filosofis burung Enggang. “Enggang merupakan burung yang cantik dan anggun peliharaan para dewa yang menjadi lambang Suku Dayak,” tutur Fajar dalam keterangan persnya, Kamis (1/7/2010).
Untuk body color dipilih kelir PU Metal Flake dengan cat spesial Verigate Leaf and Pinstripe. Sistem suspensi juga didesain cukup unik yakni diambil dari per daun milik Land Rover yang juga sekaligus berfungsi sebagai spatbor.
Seluruh aksesoris motor seperti bars, handle control, pegs, foot control, gas tank, seat, and grips dibuat custom oleh Fajar. Semua bagian tersebut kemudian dicat dengan detil gold leaf yang kemudian diukir dengan motif dayak.
Bersamaan dengan Lulut Puspo Wibowo dengan motor berkonsep budaya Jawa miliknya, Haidir diberangkatkan oleh U Mild menuju kontes Cool Breaker di Negeri Sakura tersebut.
“Kami ingin memberikan kesempatan kepada para builder Tanah Air agar dapat menunjukkan karya terbaiknya ke pentas dunia,” tegas Brand Manager U Mild Ahmad Nasyiruddin.
Jika Anda punya Honda Tiger produksi 1994 dan bosan dengan tampilan, bisa dicontek karya modifikasi Erfan Nurdianto dari K-Cau Modification (K-CM) Magelang, Jateng, ini. Asli dari jenis sport motor berlambang sayap mengepak itu hilang, setelah diramu jadi ala street fighter dengan daya tarik di bagian tertentu.
Seperti sektor buritan, yang dibentuk menyerupai Ninja 250 karena banyak diomongin orang. Untuk mengubahnya, tentu ada rombakannya. Menurut Erfan, tulang belakang dibuang sekitar 15 cm sehingga buntut bisa dibuat lebih nungging.
Pengerjaan seluruh bodi menggunakan bahan fiber, mulai dari depan sampai belakang. “Hanya tangki digarap sistem kondom, jadi aslinya masih ada di dalam,” ungkap sang pemilik motor.
Jika belakang terinspirasi dari Ninja 250, untuk depan Erfan memasukkan model Ducati. Supaya tampilan motor jadi lebih besar, dibuatkanlah deltabox variasi dari bahan aluminium. Pertimbangannya, “Selain mudah dibentuk, biar lebih mengilap.”
Trus, motor apa lagi yang disematkan pada Tiger ini? Tengok lampu depan, diambilnya dari Kawasaki Athlete 125 karena belum banyak yang mengaplikasikan.
Hasilnya, tampilan motor dengan sok depan custom dan sistem rem belakang yang sudah cakram, jadi lebih segar dan fresh
Modifikasi motor, paling sip pakai ban telapak lebar. Kesannya gagah banget, cuy! Apalagi pilihan ban untuk tampil gahar juga sangat banyak di pasaran. Sehingga membuat biker nafsu untuk mengaplikasinya. Tapi jangan asal lebar, harus tetap ada batasannya lho.
Banyak konsumen datang maksa beli ban lebar, namun begitu mereka dikasih tahu harus modif arm, pada nggak mau. Begitu laporan dari sebagian pedagang ban di sentra variasi dan komponen. Karena itu baiknya sebelum belanja ban, harus paham ukuran maksimal lengan ayun.
MOTOR SPORT
Paling banyak pasang ban lebar biasanya motor sport alias motor laki atau batangan. Dari segi tampilan total memang pas, apalagi tenaga motor laki juga menunjang. Di sisi lain pemasangan ban lebar kudu diimbangi pelek dan swing-arm lebar pula. Untuk itu kudu waspada, jangan asal beli, khawatir tidak bisa dipasang.
Berikut ini Em-Plus kasih tahu tabel ukuran ban maksimal kalau ingin tetap pakai lengan ayun standar. Monggo…
Ukuran Jenis Motor Pilihan Merek
110 Mega Pro, GL, V-ixion Battlax, Dunlop, Swallow, Mizzle
120 Tiger, Thunder 125, Pulsar Battlax, Dunlop, Swallow, Mizzle
130 Thunder 250, Ninja RR Battlax, Dunlop, Swallow
140 Yamaha Scorpio Battlax, Swallow, Dunlop
150 Ninja 250R, KLX Battlax, Swallow
PEMAKAI BEBEK CENDERUNG 110/80X17
Pasang ban belakang lebar di motor bebek, sekarang memang nggak lagi ngetrend. Kecuali kalau kaki-kaki tunggangan sudah dimodif. Sebagai pengimbang tampilan, wajar kalau butuh ukuran ban seperti itu.
Meski tidak sedang diminati, kenyataannya ada saja pemilik motor ingin tampilan rodanya lebar bak moge. Padahal menerapkan ban itu di bebek punya batasan ruang di sekitar lengan ayun.
Agar tidak salah pilih atau beli. Juga, idealnya pakai ban ukuran berapa sih biar tapak ban nggak mentok kanan-kiri dan depan? “Di hampir semua bebek, ban yang bisa masuk di lengan ayun rata-rata hanya sampai 120. Dan biar tidak mentok ke depan, tinggi ban harus turun sampai 80. Tapi kebanyakan sih pakai 110/80-17,” buka Didi PA., mekanik Winajaya Motor di Jl. Pahlawan, No. 2B, Rempoa, Jakarta Selatan.
Batas akhir ukuran ban seperti diutaran Didi, lantaran tapak ban rawan bergesek dengan cover rantai atau batang besi penghubung tuas rem belakang. Sedang kalau ketinggian, tapak ban bisa menyentuh besi penghubung lengan ayun. Atau dengan spatbor belakang saat sok kompresi bila jaraknya pendek macam punya Honda Supra X atau Grand.
Akan tetapi batas ukuran itu tidak berlaku bagi pemilik motor Jupiter MX atau Satria F-150. Bebek special ini, dibilang begeitu lantaran andopsi lengan ayun tunggal, masih bisa pakai ban sampai ukuran 130/90. Meski konsekuensinya roda jadi berat dan yang pasti boros bensin.
PETA BAN BALAP SKUBEK
Kecenderungan kebutuhan skubekers yang demen balap, memilih ukuran 80/90×14 dan 90/80×14 atau 90/90×14. Soalnya, ukuran itu itu dianggap pas, tidak terlalu lebar dan tidak kekecilan.
Nah, soal produk, cukup banyak pilihan. Sejumlah produsen sudah membuat produk aftermarket yang biasa dipilih jadi ban balap. Meski, tidak semuanya klaim bahwa itu ban racing, tapi terbukti handal buat harian dan balap.
Peta produk ban balap dikumandangkan Indotire. Bahkan mereka sudah riset dan support empat seri balap skubek 2009. “Untuk yang 90/80×14 sebentar lagi ada. Kalau yang sudah siap di pasaran dan sudah dipake di balap skubek 80/90×14 dan 100/90×14,” terang Bunyamin, Product Development, PT Central Sole Agency, produsen ban Indotire.
FDR justru sudah lebih dulu punya tipe 90/80×14 dan 80/80×14. Juga sudah tersebar di pasaran dan banyak dipakai balap. Namun pihak FDR tidak menyebut untuk racing. “Hanya memberi performa lebih dibanding ban biasa. Versi racing sesungguhnya masih develop,” terang Mahar Marjono dari PT Suryaraya Rubberindo Industries, produsen FDR.
Begitu juga IRC, pabrikan yang gemar support balap Tanah Air ini juga belum keluarin seri racing ring 14 inci. Mereka juga masih dalam tahap development. “Lihat saja perkembangannya. Kami sudah siapkan rencana itu,” terang Doddy Gozali dari PT Gajah Tunggal, produsen IRC.
Di luar FDR dan Indotire, produk lain yang biasa dipilih buat skubek balap adalah impor dari Thailand, yaitu Vee Rubber Gecko. Ukurannya juga tersedia yang 80/90×14 dan 90/90×14.
Peta ban balap skubek juga diramaikan produk Comet. Ban seri racing ukuran 90/80×14 juga tersedia. “Seri racing bukan murni slick, sih. Seperti juga ban intermediate. Jadi ada kembangannya. Bisa dipakai saat hujan juga,” terang Benny Rachmawan dari Mitra2000 yang mendatangkan ban Comet.
Modifikasi yang dilakukan Johanes Hanafie pada Yamaha Nouvo miliknya terkesan biasa-biasa saja. Bisa dimaklumi, karena konsepnya mengarah ke drag. Jadi, menurut bos rumah modifikasi X-16 Motor ini ada unsur kombinasi dengan low rider (Lowdrag).
Aura drag memang sangat kuat di sektor bodi. Desainnya memperhatikan style atau gaya balap. “Misalnya pada bagian samping dibuat semacam ada sirip yang pasti kental dengan aura balapnya,” jelas Johanes.
Begitu juga untuk model behel dan posisi knalpot. Seluruh bodi itu dibuat ulang menggunakan pelat. Sekalian dikrom supaya terlihat futuristik dan modern. Menariknya, model lampu sein LED di kiri dan kanan.
Untuk knalpot, desainnya spesial bergaya undertail dengan dua moncong yang mengilap. Menurut Johanes, sengaja dikrom. Uniknya, posisinya berdampingan sama lampu sein.
Masih ada hal baru lainnya yang dilakukan Johanes pada Nouvo ini. Seperti custom pelek dengan model langsing. Tapi, itu memang ciri dari gaya drag. “Sebenarnya ini pelek variasi dengan 14 palang. Karena ingin mendapatkan efek kurus, disunat tinggal 8 palang. Palang sedikit itu punya ukuran yang tipis sehingga memperkuat efek langsingnya,” papar Johanes.
Yang nyeleneh lainnya, memindahkan posisi sokbreker belakang. Tetap dobel, katanya, cuma menggunakan punya Suzuki Satria F-150. Dan posisinya sudah disamping dan diyakininya tetap berfungsi dengan sempurna,” tegasnya
Berikut ini adalah beberapa gambar modifikasi ninja 250R. tema yang diadopsi adalah Road race atau superstok/supersport…just enjoy this picture
* gambar2 diperoleh dari : http://www.flickr.com/photos/sanjuro62/sets/72157602852239071/ & motorcycleusa.com
Sumber :http://modifikasi-motors.blogspot.com
Tulisan ini hanyalah pendapat saya tentang Kawasaki Ninja RR 150 CC karena kebetulan saya memiliki motornya.Kawasaki. Hmmm… Mungkin di Indonesia merk Kawasaki kalah populer dibandingkan Honda, Yamaha dan bahkan Suzuki.
Tapi entah kenapa, pertama saya boleh memiliki sepeda motor dan mengendarainya, pilihan saya jatuh kepada merk ini yaitu Kawasaki.
Pertama saya mengendarai motor Kaze R.
Motor bebek 4 tak tertinggi kapasitasnya pada saat itu (sekitar tahun 1995).
Tidak banyak yang bisa saya ceritakan karena motor tersebut saya kendarai dengan kondisi standar tanpa banyak perubahan.
Yang pasti motor itu masih saya miliki sampai sekarang dan belum turun mesin sama sekali, bahkan ganti kanvas kopling pun tidak.
Padahal mulai dari tahun 2002 – sekarang motor tersebut digunakan untuk mengangkut barang (ban sepeda motor) dalam jumlah yang tidak sedikit.Memasuki tahun 1998, Alm. Ayah saya menawari saya untuk mengganti sepeda motor.
Saya langsung meng-iyakan karena motor tersebut adalah Kawasaki Ninja S (masih velg jari-jari).
Pada tahun itu, masih jarang orang yang menggunakan motor Kawasaki Ninja.
Rasanya seperti menaiki motor mewah.
Tiap berhenti di lampu merah, mata orang-orang tertuju kepada motor saya, bukan ke saya
Rasanya selalu menjadi pria terkeren sejagat.
Memang motor yang sangat istimewa di kelasnya.
Pengalaman saya pertama kali ngebut dengan motor ini, saya hampir jatuh terjungkal kebelakang karena belum tahu karakteristik-nya.
Sungguh luar biasa tenaganya.
RPM 7000 ke bawah memang terasa seperti motor-motor biasa, tapi RPM 7000 ke atas badan saya serasa sedang ditarik ke belakang, motor lari seperti setan.
Ketika sudah mengetahui karakteristik motor tersebut, saya tidak pernah lagi ngebut mulai dari gigi 1, pasti saya mulainya dari gigi 2, kalau tidak pasti motor standing.
Mesin motor ini juga sangat kuat.
Sampai saya menjual motor tersebut (Juni 2007), tidak pernah saya mengganti blok mesin dan isinya.
Memang suara sedikit berubah, agak kasar, tetapi sewaktu di cek dalamannya, tidak ada baret / lecet sedikitpun.
Modifikasi saya terakhir dari motor ini adalah :
1. Rear Tire 150/70-17 BT45 R, Front FDR 90/80-17 XR
2. Velg Belakang Rossy 2.50-17, Depan TK 2.15-17
3. Cakram Belakang
4. Body Belakang Lancip lampu vario
5. Lampu depan Satria FU
6. Takometer Digital
7. Master rem depan Brembo
8. Karbu std reamer 28
9. Silincer stainless (merk lupa)
10. Perut knalpot custom
11. Cat rangka full hitam, body blue candy
Motor ini laku 11 juta, termaksud tinggi diukur dari tahunnya.
Maaf saya tidak mempunyai fotonya, tapi kalau ada pembaca yang berdomisili di Denpasar dan melihat Ninja dengan nopol B 4203 FF, itulah eks motor saya.
Kawasaki Ninja RR 150 CC.
Inilah motor yang saya idam-idamkan sejak dulu.
Memang dari dulu saya ingin membeli motor tersebut namun saya sangsi akan layanan purna jualnya.
Namun sekarang beda, sparepartnya sudah mudah untuk di dapat.
Jadi saya memutuskan untuk meng-upgrade motor saya yang lama.
Kebetulan bisnis Internet Marketing saya sudah lancar dan kondisi keuangan semakin baik jadi saya tidak takut-takut untuk membeli motor tersebut.
Sempat frustasi dalam menentukan warna motor.
Pertama saya tertarik dengan warna merah.
Tapi warna tersebut adalah warna spesial dan perlu penambahan uang untuk mendapatkannya.
Ketika saya meng-iyakan untuk menambah uang, pihak Kawasaki malah tidak bersedia untuk menyediakan motor tersebut dengan berbagai macam alasan.
Di Denpasar hanya ada 1 motor Kawasaki Ninja RR 150 CC berwarna merah. Berbahagialah orang yang memiliki motor dengan warna tersebut.
Pilihan kedua jatuh ke warna orange.
Namun ketika meminta pendapat orang lain mengenai warna orange, jawabannya tidak jauh dengan “motor pak pos”.
Saya sih tidak mempermasalahkan tentang julukan itu, namun setelah dipikir-pikir warna orange bisa membuat saya cepat bosan dan warna tersebut terlalu silau, bisa cepat membangkitkan emosi.
Pilihan ketiga jatuh kepada warna hijau.
Memang hijau itu warna yang sangat banyak dipilih oleh pecinta motor Kawasaki Ninja RR 150 CC alias warna kampungan.
Namun setelah saya pikir-pikir, warna hijau adalah warna ciri khas Kawasaki dan selain itu warna hijau adalah warna yang soft, tidak silau, dan memberikan ketentraman apabila melihatnya.
Jadi pilihan saya jatuh kepada warna hijau.
Mungkin pembaca bertanya-tanya, kok orang ini aneh banget warna dipermasalahkan.
Mungkin bagi yang belum tahu, warna bisa memberikan efek bagi kehidupan kita.
Jadi bagi saya penentuan warna sangatlah penting untuk kehidupan saya.
Saya belum bisa memberikan pendapat banyak mengenai motor Kawasaki Ninja RR 150 CC karena saya sangat newbie dalam mengendarainya.
Yang pasti motor ini adalah motor terbaik yang pernah saya kendarai selama ini.
No comments:
Post a Comment